Kegiatan Satu Malam 27an Bahas Budaya Lampung yang Terancam Punah

Posted by : sintangi September 24, 2023

Kegiatan rutin diskusi terbuka Satu Malam 27an bertajuk ‘Kebudayaan Lampung dalam Perspektif Senator’ kembali digelar, Kamis (27/7/2023) malam.

Kegiatan ini membahas budaya Lampung yang terancam punah.

Keluarga Alumni UKMBS Unila (Kaula) dan segenap pemerhati kebudayaan di Lampung kembali berkumpul di Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung dalam rangkaian acara tersebut.

Acara ini mendatangkan Bustami Zainudin, anggota DPD RI Provinsi Lampung, yang ditunjuk sebagai pembicara.

Hadir pula seniman dan budayawan Ari Pahala Hutabarat serta pemerhati budaya dan aktivis Kaula Neri Juliawan sebagai teman bicara.

Rangkaian kegiatan tersebut turut mengundang sejumlah instansi dan komunitas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan Kesenian Lampung (DKL), Taman Budaya Lampung, beserta komunitas aktivis seniman seperti Klasika, SIKAM, PMMPI, dan Gardancestory.

Ketiganya berdialog bersama dengan para peserta, sekaligus bertujuan membuka mata terkait persoalan yang ada dalam Kebudayaan Lampung.

Selama kurang lebih 2 jam lebih, diskusi tersebut juga diselingi dengan sesi sanggahan dan tanya jawab dari para peserta yang terlibat di dalamnya.

Sebagai prolog, Ari memaparkan bahwa makna dari kebudayaan yang merupakan hasil respon manusia terhadap dirinya sendiri, manusia lain, lingkungan, hingga Tuhan.

Menurutnya, kebudayaan tersebut memiliki nilai pada hasil cipta, rasa, dan karsa dari manusia, sehingga kemudian menjadi landasan utama bagi identitas bangsa dan negara.

“Saya sudah sering bicara soal kebudayaan itu apa di sini. Tapi sekali lagi saya paparkan bahwa kebudayaan itu adalah hasil respon manusia terhadap dirinya sendiri, manusia lain, lingkungan, hingga Tuhan. Kebudayaan merupakan semua hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Nilai itulah yang kemudian menjadi landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebudayaan merupakan identitas bangsa,” ujar Ari.

Ari mengutip pemikiran bapak proklamator tentang Trisakti, ‘Sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.’

Ia mengajak untuk bersama-sama segera melihat kondisi krisis identitas kebudayaan Lampung saat ini, yang telah tergempur secara habis-habisan oleh kebudayaan luar yang bahkan mampu mendominasi.

“Mari kita lihat kondisi kita sekarang, memangnya kepribadian apa yang masih melekat di diri kita? kita nyaris tak punya lagi identitas, kita habis-habisan digempur oleh kebudayaan asing, mulai dari Korea hingga Eropa,” tambahnya.

sumber: https://lampung.tribunnews.com/2023/07/28/kegiatan-satu-malam-27an-bahas-budaya-lampung-yang-terancam-punah.

RELATED POSTS
FOLLOW US